Haruskah kupijak kembali, pesisir yang telah tersimpan berjuta kenangan, pesisir yang telah membuatku bahagia, pesisir yang telah membuatku jatuh cinta dan pesisir yang membawa kenangan indah..
Duhai kekasih sejatiku..
Hilanglah sudah bahagiaku, lenyaplah sudah harapanku, layulah sudah keindahan bunga dalam hatiku, sirnaLah sudah nyanyian dan kicauan burung yang merdu, mengapakah harus ada cinta bila hanya tinggalkan senyum dan air ..
– MATA –
Sejak mulai terbitnya sang pajar, bersama bias bias cahaya yang meresap dalam gelombang, kumulai bahagiaku bersamamu..
Bersamanya aku berenang, bersamanya aku berlari, bersamanya aku tertawa, bersamanya pula aku menyaksikan cakrawala dari sinaran senja yang perlahan hilang dalam kegelapan..
Kini senja telah berganti malam, namun langkahku masihlah menyusuri tepian, kubiarkan angin malam nenerpa wajah, kubiarkan ombak pasang teruslah membasah dan kubiarkan engkau mendekapku, Mesra..
Namun mengapa air mata ini haruslah berderai, disaat ketulusan cinta ini kupersembahkan, aku tercampak aku terbuang dan aku terbaikan, cintatu karam kedasar derita, sayangku kandas dari suatu perjodohan yang tidak dapat terhindarkan, maafkan aku ini bukan mauku, namun aku tak berdaya hanya kata itu yang terdengar samar
Kini senja telah berganti malam, namun langkahku masihlah menyusuri tepian, kubiarkan angin malam nenerpa wajah, kubiarkan ombak pasang teruslah membasah dan kubiarkan engkau mendekapku, Mesra..
Namun mengapa air mata ini haruslah berderai, disaat ketulusan cinta ini kupersembahkan, aku tercampak aku terbuang dan aku terbaikan, cintatu karam kedasar derita, sayangku kandas dari suatu perjodohan yang tidak dapat terhindarkan, maafkan aku ini bukan mauku, namun aku tak berdaya hanya kata itu yang terdengar samar
Hilanglah sudah bahagiaku, lenyaplah sudah harapanku, layulah sudah keindahan bunga dalam hatiku, sirnaLah sudah nyanyian dan kicauan burung yang merdu, mengapakah harus ada cinta bila hanya tinggalkan senyum dan air ..
– MATA –