Indahlah sungguh suara
terdengar, merdu mendayu membuai kalbu, hingga disetiap putaran waktu tiada
kulepas akan pesona rupa indahmu.
Bukanlah tiada goda aku melangkah, bersambut sapa dengan nada yang indah, namun
hasrat cintaku telah kuat terikat dilembah hatimu yang menjadi tujuan bahagia
dalam hidupku.
Namun mengapa begitu rapuh hatimu, hingga mudah terbakar api cemburu, sedang
lentera cinta yang kita nyalakan masihlah slalu hangat aku rasakan.
Bukanlah sekejap kita bersama mengukir cinta dengan lukisan indah, namun
mengapa hatimu kini menjadi gulana bagai berkuda hilang kekangnya, hingga tiada
kendali dalam bertingkah.
Kujunjung tinggi arti sebuah janji, kupegang teguh makna sebuah sumpah, namun
mengapa laju perahu cintamu goyah, terombang ambing dalam keraguan, hingga
kesucian cinta yang tergenggam, menjadi hangus terbakar hanyalah karena ketidak
percayaan.
Kini kemana aku harus bersandar diri, dikala payung cintamu tiada meneduhku
lagi, ataukah aku berlalu dan melupakanmu, namun hatiku sudah terlanjur
- M E N C I N T A I M U
–