NERAKA CINTA


Ketika telaga kasih tiada lagi menjadi jernih, keruh dan memerah laksana darah. Disaat itulah jiwaku berenang dalam kepedihan, manakala kesucian cinta telah menjadi lemah, tertikam belati dari murka sang pemuja duniawi.

Begitu dahsyatkah lidah berbisa meracuni jiwa, sehingga dibibir rumah tuhanpun aku terbenci dan tercaci. Sedang purnama diujung pedang masihlah nampak keindahan, walau rembulan penuh telah melayang melintas jauh diterjalnya karang.

Begitu tinggikah menara kebencian, hingga tiada melihat mutiara kasihku yang berkilau dilembah hati yang dalam. Sedangkan bukit asmara yang rindang, tiadalah terpupuk dengan kecurangan.

Mengapa cinta yang suci harus terbenci, terperosok dan jatuh kerimba yang pedih. Sehingga laksana jejak kaki yang perlahan terkikis butiran debu, indahnya cintaku, kiranya hanya menjadi mimpi manis dimalam yang bisu.

Sehingga aku yang tergelincir, terhempas dan terguling dari bukit batu cintamu. Kiranya telah menjadi lemah, manakala putiknya cinta, harus terpangkas disaat menebar harumnya.

Kini entah kemana harus kubersandar, sedang disetiap penjuru tiada kutemukan tangan tuhan, yang dapat menyejuk jiwaku dalam kedamaian, yang dapat memayungiku dari hujan fitnahan.

Ya allah.
Tiada pantaskah hati yang teraniaya rebah bersujud dirumah tuhannya, manakala hati yang terpitnah, telah terasing dari orang orang yang merendahkan, akan arti sebuah kasih sayang.

Karena telah kulihat amarah pada setiap sorot mata yang menista cintaku, yang ingin mempardaya kasihku. Sehingga laksana bumi tiada berlangit, cintaku menjadi hampa dan tiada bercahaya.
Kini.


Lepaskah sudah tali bersimpul, pengikat hati yang menjalin kasih, manakala seribu kuntum senyum yang telah bermekar ditaman hati, kiranya kini telah menjadi layu, patah tercabik oleh murka sang penjajah cinta.

Duhai sayang.
Aku memang bukanlah malaikat, yang disetiap saat dapat menjaga dan memayungimu dari setiap bala, namun disetiap jengkal dari helaan napasmu, niscaya punggawa langitpun tiadalah yang akan sanggup, membendung hujan rindu dari hatiku.

Karena sesungguhnya cinta untukmu bukanlah suatu kesalahan, yang akan menjadi lapuk karena ketiada berdayaan, dan selamanya senandung cintamu akan slalu berayun dalam hatiku, walaupun engkau tiada menjadi
- M I L I K K U -