KUBALUT DUKA DENGAN SEPOTONG CINTA


Bukan aku tiada tergoda akan senyum manis yang menghiasi wajah indah, namun rasanya tiada mungkin aku meraih mimpi akan tahta cintamu yang kini terlalu tinggi untuk aku jejaki.

Kini biarlah aku berpamit diri dengan membawa segumpal kasih, yang begitu bening bagai jatuhnya embun pagi, yang begitu indah bagai fajar surya yang berkaca dilautan mimpi.

Hatimu adalah rumahku tempatku bernaung untuk bersama bersandar asmara, jiwamu adalah surgaku tempatku mengepak sayap untuk terbang bersama meraih manis dari butiran madunya cinta.

Bukan tiada sayang disaat dirimu aku tinggalkan, bukan tiada cinta bila kisah asmara ini harus terpisah, namun jalan lirih yang kutempuh tiada mungkin aku sanggup membawa cintamu, untuk bersama menyusuri rimbunnya rimba pedih.

Entah dengan apa harus kubalut luka yang tiada berdarah?, sedang sakit yang merejam dada bagai tiada kuasa aku menahannya, kini lepaskanlah genggaman tangan lembut dari manisnya cintamu, dan biarlah kujejaki hariku dengan bergumpal gelembung pilu, yang tiada akan bersama dengan

– C I N T A M U –