Akulah srikandi yang berseragam putih, yang rela mengabdi dengan tiada mengenal letih, yang tiada mampu terlelap dikala mendengar rintih menyayat, yang tiada dapat terbahak dikala melihat luka bermandi darah.
Kunjungi juga
Bukan
tiada hati dikala rintih terdengar lirih, bukan tiada jiwa dikala Jarum
menjahit luka, namun demi nyawa untuk tiada terpenggal sebelum senja, kurela
berlaku dengan tiada menghirau rasa iba.
Aku tiada peduli bila harus terasing diujung pelosok negeri, aku tiada hirau akan hujan batu dikala konplik berlaku, dan aku tiada gentar akan berdesing rudal dikancah perang.
Namun aku bukanlah dewa yang mampu menyembuh dengan do,a, karena aku hanyalah peri pemimpi yang juga rindu akan kasih, yang ingin lama bermanja dalam bahtera mahligai yang indah.
Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2017/02/gugur-bbunga-dilereng-gunung-lawu-yang.html?m=1
Kini kujejaki hariku dengan jalan yang berliku, jalan dari seorang srikandi pertiwi yang slalu berusaha untuk dapat melihat senyum pada setiap anak negeri, jalan dari sebuah bahtera yang dapat menata cinta, hingga istana rumah tangga menjadi indah
– S E L A M A N Y A –
Aku tiada peduli bila harus terasing diujung pelosok negeri, aku tiada hirau akan hujan batu dikala konplik berlaku, dan aku tiada gentar akan berdesing rudal dikancah perang.
Namun aku bukanlah dewa yang mampu menyembuh dengan do,a, karena aku hanyalah peri pemimpi yang juga rindu akan kasih, yang ingin lama bermanja dalam bahtera mahligai yang indah.
Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2017/02/gugur-bbunga-dilereng-gunung-lawu-yang.html?m=1
Kini kujejaki hariku dengan jalan yang berliku, jalan dari seorang srikandi pertiwi yang slalu berusaha untuk dapat melihat senyum pada setiap anak negeri, jalan dari sebuah bahtera yang dapat menata cinta, hingga istana rumah tangga menjadi indah
– S E L A M A N Y A –