SATU CINTA SERIBU AIRMATA

Ketika langit berapi perlahan redup diujung senja, resahku melambung mengitari cakrawala hampa, hanya guratan kerinduan yang mengiris kelam, manakala dilentik jemari malam, kiranya hanya pesonamu yang bermanja pada indahnya alam khayal.


kucoba kenali dirimu dalam sunyi, kucoba meredam diri dari kekalutan hati dan kucoba mengurai akan makna sebuah mimpi, namun nyatanya tiada seteguk kedamaian yang dapat menghilang hausku dari getirnya kerinduan.

Kunjungi juga

Sehingga binar mataku seketika tiada pat terlerai, manakala sayup terdengar bincang dari celoteh hati anak anak dara yang dilanda kasmaran, gemuruh riuh menopang, tiada kelam tiada kalut yang membeban, hanya paras bahagia yang menghiasi cinta mereka. sedang nasib cintaku tiada segemilang pijarann bintang, hatiku kelam dilengkung penderitaan, jiwaku membisu diruncing haru dan hidupku kelu dabawah terik pesonamu, sehingga laksana tetes embun yang terpasung diruncing daun, kiranya kesucian cintaku hanyalah menjadi debu diranumnya asmaramu.

karena engkaulah kubah indah yang datang menyelendang, yang mendekap hangat kalutku disetiap lajur kelu, sehingga disetiap ruas jemari hati kiranya senduku berganti semi dan mengharu diruncing sayang yang menajam.

 Baca juga

duhai sayang
Tiada lagikah engkau ingin menghapus gigilku yang membiru karena rindu, tiada pantaskah aku meminta sejulang sayang untukku memanja dialas kesetiaan, karena sesungguhnya arahku tiada akan goyah, berpayung teduh pada pelangi hati yang engkau sebut cinta dan aku akan terus melangkah, menziarah disetiap celah pada derap rindu yang tiada henti untukku jelajah.

maka tiada usahlah engkau mengetuk pintu mimpi, karena sesungguhnya altar arsymu tiada akan pernah terganti, dan selamanya akan kubiarkan engkau menziarahi berjengkal rembualan, pada setiap keindahan atas diriku yang engkau lupakan.

karena sesungguhnya hatiku telah menjadi milikmu dan selamanya akan menjadi milikmu, sehingga walaupun senyummu adalah madu yang dapat membuat ribuan insan bumi rela bersimpuh dialtar cintamu, niscaya cinta yang bersemi dari dasar hati, kiranya tiadalah akan mampu ternodai.

namun mengapa takdir begitu mudah membalikkan lembaran kasih, menenggelam harapan dan menghangus impian, sehingga dengan tiada hujan aku telah basah oleh airmata dan dengan tiada panas kiranya hatiku telah layu direjam bisu diperih nasibku.

manakala dengan perlahan kasihmu melandai dan hatiku tersungkur bersama asa yang memandikanku dengan airmata, sehingga lirih serunai yang lembut yang menyapu dentang waktu, kiranya laksana lautan magma yang menenggelamkanku dipusara kelu.

Kunjungi juga

karena bila saja direntang waktu takdir cinta ini tiada membisu, niscaya akanlah kurengkuh bahagia bersamamu sampai diujung waktu, sehingga aku yang telah terjatuh dipelukan asmaramu, kiranya akan menjadi sendu manakala hati kita tiada lagi beradu syahdu.

kini entah kepada siapa kumengadukan rindu, sedang ditengadah do'a kiranya engkau tiada lagi melarutku kemimpi yang indah, entah dapatkah aku kembali menuai sayang, sedang diterik lembayung kiranya kerinduanku tiada lagi menjadi anggun.

ingin rasanya kuhapus malam hingga tiada lagi resah yang membeban atau kudekap siang hingga tiada lagi cahaya rindu yang memancar, namun kiranya pesonamu laksana cemeti anjani yang berkilau menghela naga terbang, yang membuat hatiku melayang diterpa angin rindu yang tiada pernah terpejam.

karena walaupun cinta itu tiada harus berikrar janji, namun nyatanya cinta itu telah sanggup melukai, sehingga hatiku yang semula begitu sulit menerima cinta, namun nyatanya kini aku tiada sanggup untuk berpisah.

maka biarkanlah payung kasih terus membentang, memghela derap rindu yang tiada pernah jeda dan kubiarkan hatiku membisu dimegah pesonamu, hingga suatu ketika engkau datang, untuk melerai kalutku dengan
- S E N Y U M A N -

0 komentar