HATIKU DIANTARA CINTA KALIAN

Ketika sebuah harapan telah terkunci pada keinginan yang bersimpang, dari sebuah hati yang tiada aku relakan untuk pergi, sehingga terang cahaya di terik purnama kiranya hanya laksana dentang seribu mantra yang menebar mistik di malam gulita.

Entah haruskah selamanya hatiku hidup di antara cinta kalian, sedang ikrar setia dari lisan sepasang kiranya hanya menyisa indah dalam rangkulan bayangan, sehingga aku yang telah lupa akan misteri cinta dunia, kiranya harus menjadi merana manakala aku menyadari bahwa cintamu hanya sekerling mata.

Kunjungi juga

Pahit.. dan mungkin akan terlalu pahit, manakala sesaji sayang kiranya telah berbumbu penghianatan, sehingga laksana berdiri di bumi berperang kiranya hatiku sangatlah terguncang manakala putihnya cintaku telah engkau abaikan.

Karena semula aku mengira bahwa lisan yang terkecap adalah bulan, sehingga di manis janji kiranya telah membulatkan kepercayaan, namun nyatanya di terik matahari kiranya cintamu hanyalah segumpal api, yang begitu durjana menghangus indahnya mimpi.

Maka janganlan engkau bebani langkah cintaku dengan airmata, seperti sebaris musafir yang terlunta di panas sahara, karena dari orang yang hatinya telah terluka, mungkin juga menyimpan cinta yang lebih mulia dari insan yang kini lebih engkau puja.



Duhai sayang.
Entah haruskah aku relakan engkau untuk duduk bermesra di pelaminan sayang, sedang sesungguhnya tahta terindah yang engkau janjikan kiranya masihlah membasah mesra di ujung lisan, sehingga mahkota terindah yang akan tersanggulkan kiranya hanya menjadi dongeng indah dalam maskah asmara di pena para seniman.

Mengapa engkau tiada katakan bahwa hatimu telah berpasang, sehingga aku yang telah terlanjur basah oleh hujan sayang, kiranya tiada menjadi merana manakala cintamu telah berlalu dari harapan.

Bukankah telah engkau katakan, bahwa berapapun kesulitan yang menghadang, niscaya cinta kita tiada akan terpisahkan, namun mengapa setelah engkau mengambil manis dari indahnya berkasih sayang kemudian diriku engkau lupakan.

Karena walaupun sesungguhnya aku masih berharap untuk cintamu tiada terlewat, namun nyatanya engkau pendam harapanku di palung rindu yang gelap, sehingga laksana sebaris pasukan yang datang untuk merebut azal, kiranya cintaku telah terjerat pada indahnya bualan.

Maka janganlah engkau jadikan diriku sebagai penghapus sepimu, seperti pengamen jalanan yang menjadi senang ketika mendulang uang recehan, sehingga dengan begitu mudahnya engkau menghitam putihnya cintaku dengan begitu kejam.

Kunjungi juga

Ya Allah.
Entah sampai kapan aku begini, bertegar hidup hanya untuk menunggu mati, sedang cintaku akan slalu hidup lebih lama dari usia, walau sesungguhnya hatiku sudah sangatlah terluka, sehingga hatiku telah terlena senyap terbius rayuan,  kiranya haruslah menjadi nelangsa manakala engkau tega membunuh harapan.

Bukankah aku telah memberikan cinta sebanyak yang aku punya, bukankah aku telah menuangkan sayang melebihi dari apa yang engkau inginkan, namun mengapa engkau membuat ranting kerinduanku mematah seketika, manakala goresan tinta emas di lembar cerita kiranya menjadi menua di saat aroma cinta sedang menebar harumnya.

Karena semedi hatiku tiada akan pernah berlalu walau sesungguhnya engkau tiada mungkin menjadi milikku, sehingga walaupun aroma cintamu yang hanya seharum bedak kiranya masihlah meranum di dalam benak.

Kunjungi juga

Duhai sayang.
Entah di mana kucari teduh, sedang engkau yang aku sayang kiranya sudah tiada mungkin menjadi milikku, entah kepada siapa aku bercurah rindu, sedang hati yang suci menyayang kiranya telah begitu perih tersayat sembilu.

Tiada lagikah engkau ingin melihatku bahagia seperti berjuta pecinta yang indah bermesra di taman purnama, Sehingga mantra keindahan yang pernah terkecap kiranya menjadi dongeng indah untukku terlelap.

Karena aku akan selamanya menunggumu di sini, menanti halal janji yang masihlah harum di bibir mimpi, hingga sampai waktunya aku terlelap, berusung tandu kasihmu di harum napas bumi yang 
- P E K A T -

0 komentar