113 - HIANAT JANJI

Berjatuh rintik hujan membasah bumi..
Derai berderai bagai titik air mataku
yang berjatuh tiada henti..
Inikah sumpah..
Kau yg janjikan berjuta bunga..
Namun mengapa duri duri yg menusuk hati..
Kau yg janjikan menikah..
Namun mengapa kau berpaling kelain hati..

Kau bagaikan darah yang mengalir di dalam nadiku..

Kau bagaikan lentera yg slalu memberi sinaran dlm jiwaku..
Aku menyayangimu sepenuh hatiku..
Aku menyayangimu dgn seluruh jiwaku..
Namun kau hancurkan semua harapan dengan
tanpa pernah aku mengerti akan maumu..


Hampa sudah harapku..

Sirna sudah impianku..
Mengapakah disaat aku menyayang..
Sesuka hati engkau meninggalkan.
Mengapakah disaat aku mencinta.
Engkau begitu tega berpaling bahagia..
Sungguh kejam hatimu..

Reduplah sudah sinaranku..

Aku terdiam dan membisu..
Bergugur sudah bunga bunga rindu..
Disaat surat undangan pernikahan kau berikan padaku
Mengering sudah tangkai tangkai cinta..
Disaat engkau tak lagi mencinta..
Entah harus kemana kucari jalanku??..
Kini krikil krikil tajam bagai menusuk langkahku..

Engkau yang membuka pengikat rambuatku..

Engkau yang berbisik setia untuk tak pernah jauh dariku..
Engkau yang membuat jiwaku bagai terbang diatas awan..
Engkau yang membuat rasa dalam hatiku manjadi sejuk
bagai mengalirnya air dari telaga biru..
Dan engkau pula tempat ku bermanja dan sandarkan kepala..
 Namun mengapa hukuman ini harus aku terima..

Kututup sudah pintu hati..

Usahlah berharap aku kembali..
Usahlah lagi engkau menepi..
Cukuplah sudah kelana cinta yg menyakit hati..
Bersamamu aku bahagia..
Mengenangmu tlah membuatku banjir air mata..
Sungguh aku menderita..
Pediiiiih.........
--------------------