KEMARAU DIMUSIM SEMI

Mengapa langkah pilu haruslah kutempuh, disaat aku menyayang dengan tiada kata berpisah diriku engkau tinggalkan, dengan tiada kumengerti akan salah kini aku engkau lupakan.



Bagai berselimut gunung salju hatimu beku, bagai arang yang membara cintamu patah, hingga begitu keji hatimu telah tega membenam jiwaku kedalam lautan pilu.

Bukankah engkau yang meminta untuk setia, yang membuat kerasnya karang hatiku menjadi rapuh dan luluh, hingga bagaikan balon terbang hatiku melayang, berputar dan terjatuh kedalam harumnya napas cinta yang engkau berikan.

Mungkinkah aku salah karena terlalu mencinta ataukah aku berdosa bila terlalu menyayang, sedang aroma istana cinta yang engkau janjikan, masihlah harum semerbak dalam Ingatan.

Tiada aku sesali bila yang bertahta diujung langit tiada merestui, namun yang tiada aku pahami, mengapa putihnya cintaku kau dustai, sungguh hatiku pedih.

Duhai sayang.
Aku tiada peduli bila jasad matiku menjadi abu, asalkan senyum cintamu tetaplah untukku, namun aku tiada rela bila harus berpisah karena satu cinta cukuplah untukku, yaitu dirimu yang slalu aku
- R I N D U –