SIRAMILAH JIWAKU DENGAN HUJAN CINTAMU

Ketika cintaku bersandar sepi dalam hatimu, bagai bunga mekar yang perlahan hangus terbakar ditanah gersang, yang menjadi layu karena rindu, akan percikan embun cinta darimu..

Bila bukan karena angin cinta, tiadalah mungkin aku mau berteduh dibawah payung candi asmara, bila bukan karena dawai sayang, manalah mungkin aku mau berkorban untuk bersama meraih harapan.

Namun mengapa telaga bening dilembah hatimu, telah membisu tersiram kabut semu, cintamu beku sayangmu kelabu, hingga harapan suci yang kita impikan, kini bagai hilang ditelan halimun malam.

Aku tiada peduli akan duri duri yang melukai hati, asalkan cintamu tetap disini, aku tiada gentar bila dunia menjadi murka, asalkan cinta kita tiada terpisah.

Haruskah kusemai pelangi bunga, untuk jejak cinta kita ketangga bahagia, hingga engkau percaya, bahwa engkaulah satu harapan yang dapat menemaniku dalam istana mahligai yang kita impikan.

Kini bawalah aku bersama tandu asmaramu, basahilah jiwaku dengan hujan cintamu, dan jangan biarkan bunga cintaku menjadi layu, pada indahnya taman surga
– A S M A R A M U –