TAHTA CINTA YANG HILANG MAHKOTA


Ketika indahnya mahligai telah ternoda, cinta menjadi hangus, sayang menjadi patah, hanya bara menyala membakar jiwa, yang mengunci hati hingga tingkah yang salah tiadalah lagi dapat terampuni.

Duhai cintaku..
Tiada relaku untuk berpisah, dan tiada mauku untuk menghapus cinta sebelum senja, namun bila busur langit telah melepas panah merah, niscaya apalah daya menangispun aku sudah tiada guna.

Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2016/06/bukan-aku-tiada-sayang.html?m=1


Bila saat ini aku masih tetap sendiri, bukanlah karena aku tiada mampu mencari pengganti, namun tahta cinta yang kini hilang mahkota, tiada kurela siapapun untuk menggantikannya.

Namun mengapa setelah engkau rengkuh kebebasan lalu engkau menjadi serakah, hingga rinduku akan permata jiwa, engkau siram dengan percikan noda dan akupun kini engkau anggap tiada.

Kutelusuri sudah jalan terjal, jalan pedih yang berliku dan berlubang, yang untuk meraih dekapan kasih, akan permata jiwa yang tiada pernah lepas aku sayangi.

Duhai Permata Hatiku..
Biarpun mata tiada sama bertatap, biarpun tangan tiada dapat mendekap, namun do,a dan sayangku tiadalah akan pernah bisa berkarat, karena disetiap remangnya malam masih kulihat engkau bagai siluet terbang, engkau tersenyum, engkau berlari dan engkau terjatuh menangis dalam pangkuan.


Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2016/01/277-bertunai-cinta-di-martapura.html?m=1

Hingga bagai ladang kering yang menanti hujan, akar rinduku menggeliat, meronta dan tersiksa, hanya untuk mencari setitik air, dari senyum manis permata jiwa yang kini jauh entah 
- D I M A N A -