TERATAI PUTIH YANG TIADA BERSERI

Ketika kulihat samar senyum rembulan, yang begitu anggun bagai lingkar teratai diombak tenang, namun terpaksa lelap, terpejam dan termakan oleh lahapnya kemarau, hingga menggumpal dengan wajah yang suram, seperti cintaku yang harus berayun dalam nestapa, yang begitu indah untuk dilukiskan namun terlalu pahit untuk dirasakan.


Entah masih adakah harapan untuk kita mendaki tangga kebahagiaan, sedang teratai ditelaga impian, kiranya harus menjadi layu terpangkas haru sebelum mekar.

Karena engkaulah cintaku, yang telah membuatku hilang nalar untuk aku slalu berkata rindu, yang begitu aku percaya untuk sandarku dibawah teduhnya payung cintamu.

Duhai kekasih..
Begitu bening cinta untukmu, begitu harum sayang untukmu dan begitu tinggi harapku untuk dapat meniti kasih bersamamu, namun mengapa cintamu laksana kilat menyala, sayangmu hanya sekejap mata, hingga teratai yang indah harus menjadi patah dan mengering sebelum senja.



Kini janganlah kau pinta aku setia, karena maafmu sudah tiada guna dan biarlah aku pergi dengan membawa segumpal pedih dari sucinya cinta teratai putih yang telah engkau
- D U S T A  -