GAUN CINTA YANG TERNODA

Ketika perahu kesetiaan telah engkau tampar dengan badai kecurangan, runtuhlah sudah naluri kasih hanguslah sudah mutiara sayang, hanya kepedihan yang mengambang dari pecahnya mahkota cinta yang diagungkan.

Entah sampai kapan aku begini berpijak rindu pada hati yang pedih, sedang indahnya purnama yang engkau janjikan kiranya hanya murka naga yang menggelar memecah hening di gelapnya malam.



Kutelan pedih walau hati merintih, 
kurenguk pahit walau hati menjerit, namun bayangan nista dari lembaran dusta telah jauh merasuk kedalam jiwa, hingga bagai menelan kopi pahit yang kurengguk perlahan, kiranya derasnya cintamu mengalir di hentakan nadi dengan sangat menyakitkan.

Karena engkau adalah kekasihku cermin dari cantiknya riasku, engkau adalah pujaanku hamparan permadani dari indahnya lenggokku, namun mengapa engkau coreng arang dusta pada putihnya gaun cinta, hingga ikrar untuk janji setia kini menjadi hangus dan binasa.


Duhai sayang?..
Cintaku bukanlah boneka belian yang dapat kau campakan di kala hilang keindahan, sayangku bukanlah banyolan yang dapat berakhir di kala pentas telah usai, namun cintaku adalah berlian yang slalu menjunjung tinggi dari arti sebuah kesetiaan.

Karena hatiku bukanlah karang yang dapat menahan murkanya gelombang, karena cintaku bukanlah batu yang terlalu kuat untuk menahan beban dari dustamu, namun hatiku hanya butiran debu yang ingin menjadi tembikar indah untuk hiasan cinta dalam hatimu.


Maka maafkan aku yang terpaksa harus menutup jendela hati untuk cintamu dan maafkan bila aku tiada mampu bertahan dari panasnya bara pengkhianatan yang engkau kobarkan, karena menara kasihku telah runtuh, karena mutiara sayangku telah hangus, dan maafkan!, bila penyesalan tiada akan dapat membalut hatiku yang kini telah hilang
- K E P E R C A Y A A N -