MELATI YANG TIADA BERSERI


Ketika perahu yang setambang dalam eretan, telah menjadi pecah sebelum ketepian. Sehingga laksana burung2 yang hijrah dikala petang, hatiku melayang mencari singgahan, dari putihnya cintaku yang kini engkau hitamkan.

Semula kusangka cintamu seharum melati, namun ternyata hanya aroma pedih yang meracun hati. Sehingga aku tiada menyadari, bahwa mutiara kasihmu, hanyalah butiran debu yang kotor dan berbau.

Kunjungi juga

Entah salah apa yang telah kulakukan?, hingga vonis yang begitu berat engkau jatuhkan. Entah dosa apa yang membeban?, hingga murka tuhan begitu berat aku rasakan.

 Begitu pandainya matamu menyimpan dusta, begitu manisnya lisanmu bersilat lidah. Sehingga laksana permata yang jatuh berserak diserpihan kaca, aku tiada dapat membeda, bahwa dibalik putihnya cinta, engkau baluri hatiku dengan percikan noda.

Mungkinkah ini sudah menjadi nasib siputik menjadi buah, manakala bergugur sayap sayap klopak diantara bunga. Sehingga aku yang jatuh diperaduan sayangmu, kiranya harus menanggung pilu, dari lincahnya kembara kasihmu.

Sehingga hatiku menyatu dengan penderitaan, jiwaku telah mengembara kepada nikmatnnya kesengsaraan. Manakala kepercayaan yang aku suguhkan, kiranya telah engkau tampar dengan kecurangan.

Kini bergugurlah sudah bunga rindu, mengering berserak diantara debu. Redup sudah cahaya hati, padam dan kelam menghangus naluri. Sehingga laksana berdiri diruncing belati, hatiku merintih direjam siksa duniawi.

Duhai kasih.
Engkau boleh menuai kebencian, sebanyak yang engkau inginkan, ataupun mengunci menutup rapat jendela hati, namun mengapa putihnya cintaku engkau dustai.

Karena diburitan kasih hatiku merintih, menerjang siang dengan kedukaan, menghempas malam dengan kepiluan. Sehingga laksana berenang diatas bara, hatiku merana terhempas badai duka.

Kunjungi juga

Duhai sayang.
Tiada cukupkah kasih sayang yang kuberikan, hingga engkau berlaku keji dengan membagi kasih kelain orang. Sedang disetiap desahan angin malam, kutadahkan pengharapan, yang hanya untuk bersamamu sampai dipenghujung kehidupan.

Kini usahlah engkau kembali, karena hatiku telah terkunci oleh rantai benci. Manakala dalam pelukan harapan cintaku telah engkau hempaskan, dan biarlah kutempuh jalan lirih, yaitu jalan yang tiada untuk cintamu lagi.

Karena bukanlah cantik yang setinggi langit, ataupun tampan segagah pangeran, yang akan membuat hati kita menjadi tentram. Namun kesetiaan dari sebuah kasih sayanglah, kiranya yang slalu aku dambakan.

Namun bila sebelum jasadku berkapas, dibawah sorak rembulan kutemukan kedamaian. Maka bukanlah karena selembar dasi yang telah membuat cintaku pergi, ataupun sehelai sorban yang telah membuat hatiku terbang.

Karena itulah penawar yang diberikan tuhan, akan hidayah yang kupinta ditadahan do'a, agar senyumku yang kerana, kiranya akan kembali mengembang laksana bunga.

Ya allah.
Bebaskan aku dari belenggu pilu, dari cinta yang telah menggores jiwa, dari sayang yang menikam perasaan. Sehingga hatiku yang rapuh, menjadi terbebas dari
- P E N D E R I T A A N -A N -