PENGANTIN HATIKU


Ketika kitab asmara telah menoktah takdir duka, menggores perih dipalung hati, menyayat jiwa yang terlunta dibuana nestapa, sehingga kidung asmara yang mendayu, seketika menjadi lunglai diterpa badai restu yang mengguncang


Entah mengapa kisah yang tiada seharusnya kuingat namun masihlah bergitu erat mendekap didalam benak, manakala disebaris bibir yang mengurai senyum kejujuran, kiranya laksana sepanah petir yang menghujam, sehingga seketika airmataku berjatuh, mengalir deras diruncing dagu yang mengerut sendu dan kubiarkan engkau berlalu disela isakku yang menderu.

Sakit dan mungkin terlalu sakit, manakala harta telah menjadi penimbang dari kadarnya insan untuk berkasih sayang, sehingga perjamuan syahdu dari janji hati yang teguh berikrar, kiranya harus menjadi sendu disaat bunga bunga cinta bermekar.

Mengapa jalan mesra cinta kita haruslah bermandi airmata, sedang kitab asmara yang indah mengurai bukanlah sebuah sebuah elegi yang menoktah kesengsaraan, sehingga hatiku yang telah jatuh dipangkuan sayangmu kiranya harus mengembara laksana kabilah yang hilang arah, yang tiada tau barat ataupun timur untukku bertengadah.

Ya allah
Mengapa engkau ciptakan duka pada hati yang sama menyinta, sehingga cinta yang telah serangkai napas kiranya harus menjadi sendu oleh takdirmu yang menghempas ataukah dunia yang telah begitu jahat hingga tega memalingkan cinta yang rekat mengikat, sehingga dunia yang belumlah kiamat kiranya telah membuat hatiku menjadi sekarat.

Duhai sayang.
entah mengapa aku tiada dapat melarungkan semua kepahitan, mengubur semua kedukaan, sehingga aku yang ingin pergi ketempat dimana tiada lagi kenangan yang mengusik hati, namun nyatanya jeruji jeruji mimpiku tiada mampu mengunci, bahwa masih ada ruang teduh untuk kita berkasih

Bila saja disaat itu dapat kulucuti setiap jengkal noda, niscaya akan kurengkuh bahagiamu sampai keujung dunia, sehingga elegi cinta yang mencibir dipalung getir, kiranya akanlah menuai senyum disepanjang musim.

Karena bukanlah altar berdupa yang membuat cintaku singgah ataupun beribu mantra yang membuat aku tergoda, namun sesaji kasih yang tulus dan murni, yang kiranya telah membuat hatiku bersimpuh dipelaminan hatimu, sehingga manalah mungkin aku dapat melupakan kisah yang indah, apabila dibuana hati kiranya cinta itu masihlah menari pentas mimpi.

Namun mengapa disaat cintamu tiada lagi menghalal, kiranya bayanganmu slalu datang memanja dan mengalungkan tangan dilingkar pinggul kehangatan, sedang air mata yang mendanau, kiranya masihlah menyimpan bukti cinta yang tiada mampu terwujudkan.

Karena sesungguhnya engkaulah pengantin hati, yang tiada akan pernah terlerai walaupun cinta itu tiada membawa takdir kita untuk sepelaminan, sehingga manalah mungkin aku melupakan perjamuan sayang, apabila hidangan manjamu masihlah slalu terpahat indah dalam ingatan,

Maka biarlah senandung rindu itu slalu menembang, menghiasi setiap jalar waktu dari lajunya derap malam, sehingga sabda cinta yang mengakar didalam jiwa, kiranya akanlah slalu bermekar dan meranum laksana kejora yang melebam didekap halimun malam,

Karena walaupun asmara kita telah tenggelam ditelaga restu yang keruh, namun hati yang telah sepelaminan, niscaya tiada akan terlerai, walaupun kesempurnaan cinta tiada kita dapatkan.

Maka hangatkanlah hatiku diperapian sayangmu, sehingga digigil malam bisu kiranya hatiku tiada terlelap dihamparan pasir cinta yang bersalju.

Duhai pengantin hati.
Kini biarlah bintang bintang bermanja dilangit temaram, menghiasi senyummu yang bersimpul indah diranum rembulan dan kubiarkan engkau terdiam, merunduk haru ditilam pelaminan khayalku, hingga disimpul senyum kiranya engkaupun terlelap dibantalan purnama cinta.

Sehingga laksana berlari diatas kapas langit yang lembut bergumpal, kiranya hati kita telah sama melayang dengan berjuta pengharapan, karena walaupun hati telah berikrar untuk tiada lagi dipertemukan sampai diujung penghidupan, namun nyatanya hati yang telah sepelaminan kiranya tiada mampu mengunci pintu mimpi untuk slalu sepersandingan.

Maka biarlah selamanya aku menjadi sahaya, pada megahnya istana cinta yang tiada pernah menua dan kubiarkan engkau menziarahi seluruh malam malamku, hingga suatu ketika aku terpejam dan engkau baringkan tubuhmu lekat diparibaan sayangku.

Ya allah
Sucikanlah hatiku dari debu debu rindu yang membelukar dirimba kasih sayang, sehingga keikhlasan cinta yang slalu menembang, kiranya tiada melumuri hati duka dengan kenistaan.

karena walaupun aku tiada dapat memalingkan wajahnya dari setiap pandangan, namun apalah guna bila lukanya hati yang terbakar, kiranya akan seperti bara rokok diperapian, yang akan menjadi hangus diterpa siksa dunia cinta yang
- K E J A M -

0 komentar