HANYA SEBATAS MIMPI

Ketika kepulan asap semakin menggelap, menutup tabir keindahan di langit cinta yang gemilang, di saat itulah aku menyadari bahwa cintamu telah mengiris hati, hingga laksana dedaun yang melayang terkikis terik kemarau, kiranya hatiku berduka di terpa badai cinta yang menyakitkan.

Adakah hatimu telah berada pada tempat yang tiada seharusnya, sehingga kisah asmara yang manis kiranya harus berakhir dengan tangis ataukah sayangmu telah berkabung, sehingga di suara hati yang parau kiranya kalutku tiada lagi engkau dengar.

Kunjungi juga

https://bakot-aldino.blogspot.com/2015/07/berawal-senyuman.html?m=1

Entah haruskah aku percaya cinta, sedang masa indah bersamamu hanya menyisa cerita, sehingga manalah mungkin hatiku dapatlah cemerlang apabila di senyum sang pajar kiranya pesonamu hanya mengalun elegi kesenduan.

Maka janganlah cintaku engkau jadikan bidak petarung, yang dapat engkau perdayakan asalkan cintamu telah menjadi unggul, sehingga tiada seharusnya engkau meragukan cinta, karena yang terjangkau oleh mata tiadalah sedangkal apa yang sseharusnya engkau hayati di dalam hatimu.

Karena derajat manusia tiadalah terukur dari setinggi apa kakinya berpijak, namun seberapa besar ia memahami arti sebuah tanggung jawab, maka janganlah engkau memperdayakan cinta, seperti ribuan lebah yang hanya mengambil manis dari sarimadunya bunga, sehingga seketika airmataku terjatuh manakala di pelipis harapan kiranya cintamu telah menjadi runtuh.
Maka janganlah engkau biarkan cintaku menari di pentas yang sunyi, seperti rinduku yang melebam karena engkau abaikan, sehingga laksana berlari di segunung debu, kiranya jiwaku telah tenggelam sendu pada asmaramu yang beku.

Duhai sayang.
Mengapa takdir cinta ini begitu kejam, memecah dan memisah hati insan yang terangkum dalam rajutan sayang, sehingga laksana kaki telanjang yang berjalan di panas aspal, kiranya langkah hatiku telah lunglai manakala cintaku engkau lupakan.

Bukankah kita telah berjanji bahwa apapun yang terjadi, niscaya cinta kita tiada akan bercerai dalam berkasih, namun mengapa di saat nasib cinta yang belumlah bertanak, kiranya sayangmu telah lelah berpijak, sehingga laksana bunga randu yang lepas terurai di sarung bantal, kiranya cintamu hanya indah di lincah lisan yang membual.

Adakah engkau telah kehilangan nurani, sehingga dengan begitu mudahnya melupakan janji ataukah aku yang terlalu cemburu, sehingga terlalu serakah untuk merangkul cintamu, sehingga laksana tetes embun yang tersapu hembuasan sang bayu kiranya cintamu telah melarutkan jiwaku kedalam khayalan semu.

Karena bukanlah kehormatan dari harta dunia yang tiada tertakar yang akan membuat hati menjadi tentram ataupun pangkat setinggi lintas pesawat yang membuat tidurku nyenyak terlelap, namun cukuplah selingkar tasbih yang slalu menari ikhlas di ujung jari, yang akan membuat cinta kita akanlah slalu lestari.

Maka janganlah pernah mengatakan selamat tinggal, apabila di dalam hati kita masihlah menyimpan rasa sayang, karena walaupun sujudku hanya di bentang sajadah yang usang, namun do'a do'a kebaikan niscaya tiada akan pernah berkurang.
Ya Allah.
Begitu cepatkah malam bergulir menyapa pagi, sehingga masa indah bersamanya hanya sebatas mimpi, sedang kerling bintang dilangit cinta yang temaram, kiranya masihlah nampak indah di bening kenangan.

Ataukah begini caramu menguji hati, sehingga cinta yang suci haruslah tersakiti, sehingga pijak cintaku yang kokoh berdiri, kiranya laksana di cengkeram seribu jemari, manakala hatiku remuk redamtertikam tajamnya asmara yang menduri.

Adakah masa indah akan kembali menjelma, menjemput mimpi mimpiku yang sirna kelana, sehingga aku pulang dengan membawa cinta dari setangkai rindu yang masih aku simpan untuk menatap hari esok yang lebih sempurna. 

Karena aku tiada peduli bila langit menjadi pekat ataupun gemuruh hujan datang menggelegar, asalkan kasih sayang tiada terlerai, asalkancinta putih tiada terjungkal, sehingga kerajaan kecil yang aku impikan, kiranya tiada menjadi dongeng indah untuk pelipur lelapku dikala resah.

Maka janganlah melenakanku dengan sejarah yang tiada berkesan, seperti ribuan bangan yang hijrah bermusafir meninggalkan rimba indah tempatnya terlahir, sehingga aku yang tergelincir dari titian pelangi dalam berkasih, kiranya tiada menjadi sendu manakala cintamu 
- B E R L A L U -

0 komentar