MA'AFKAN AKU DUHAI KEKASIHKU

Ketika hembusan angin mendekap dingin di malam hening, membuai mesra hati resah yang di landa gulana, tiada terasa pena hatiku menari memetik aksara cinta, membasuh kelu dari hujan rindu yang lama membeku, sehingga laksana hujan embun yang menitik deras di pelaminan hati, kiranya kenangan bersamamu telah membangunkan jiwaku dari lelapnya mimpi.

Kunjungi juga

Entah mengapa sang waktu harus merangkul kisah kita, sedang masa indah bersamamu sudah terangkum dalam cerita, sehingga laksana bebatu es yang mencair di alir sungai, kiranya hatiku telah menjadi luluh, bersimpuh syahdu pada megahnya istana cinta yang telah kelabu.

Bila saja di saat itu cinta kita tiada berkabut, niscaya akanlah aku rengkuh bahagia bersamamu sampai azal menjemput, namun apalah daya bila aksara cinta telah berniaga, sehingga menjulangnya kata setia hanyalah menjadi penyedap pada megahnya cinta kita.

Karena bukannya wajah tampan segagah pangeran ataupun paras ayu yang secantik puteri salju yang akan membuat hati luluh besimpuh, namun cinta yang telah sepelanalah, yang kiranya tiada mampu tergoyah walau di hempas dahsyatnya takdir dunia.

Maka janganlah engkau melihat cinta dari ketiada berdayaanku di hari itu, karena siapapun tiada dapat melihat dan melipat akan rahasia takdir dunia, bahwa sesungguhnya langit tiada selamanya mendung ataupun gemerlap bumi yang terpijak kiranya tiada selamanya menjadi semarak.

baca juga: 

Duhai sayang.
Entah berapa banyak waktuku terbuang hanya untuk menantimu kembali dalam pelukan, namun nyatanya tiada secarik kedamaian yang engkau berikan, sehingga laksana di pecah bunga ilalang yang berterbang, kiranya hatiku telah menjadi bimbang manakala bunga cintamu telah bermekar pada ranting hati yang tiada aku inginkan.

Adakah bumi cintamu telah begitu rusak, sehingga di langit harapan kiranya telah begitu banyak awan bergumpal ataukah hujan sendu telah meratapi nasibmu, sehingga laksana ribuan ikan yang tersiksa meronta di jerat rapat jaring nelayan, kiranya engkau kembali menyiram dan memupuk bunga cintaku yang telah kusam.

Bukankah kita telah sama berikrar, bahwa sebesar apapun kesulitan yang menghadang, niscaya cinta kita tiada akan terpisahkan, namun apalah dayaku yang tiada mampu mengubah takdir dunia bahwa cinta kita harus terlerai sebelum menikah, sehingga laksana di hentak ribuan peluru yang menghujam tubuh, kiranya hatiku telah menjadi hancur bersama kepingan nestapa dari nasibku.

Walau aku menyadari bahwa saat saat indah yang kita lalui bukanlah dongeng indah yang terhampar di gores puisi, namun selaksa kasihlah yang tumbuh ikhlas di relung hati, sehingga manalah mungkin aku sanggup melupakanmu, apabila dirimu telah berada pada tahta yang paling mulia di dalam hatiku.

Karena bukanlah gaun indah berhias permata ataupun lingkar tangan berkilau berlian yang telah membuatku jatuh cinta, namun sejunjung budi pekerti dan kesetiaan janji yang semulia mahkotalah yang kiranya telah membuat lentera hatiku terang menyala.

Maka janganlah engkau jadikan cintaku sebagai dadu pengundi, yang apabila tiada bernilai kemudian cintaku engkau abaikan, sehingga aku yang di saat itu tiada dapat memberi teduh pada mekarnya bunga asmaramu, kiranya harus menjadi pilu manakala cintamu telah berlalu.

baca juga:

Ya Allah.
Haruskah hati ini kembali kepada dunia cinta yang pernah aku singgahi ataukah hatiku selamanya terpejam dengan membiarkannya duduk membungkuk di retak kesengsaraan, sehingga laksana berlari di gurun gersang, kiranya hatiku telah menjadi bimbang manakal melihat kekasih hati sedang di rundung kelam.

Walau pernah aku memimpikan untuk kembali kemasa indah, seperti ribuan kupu kupu yang bermesra di harum bunga, namun nyatanya setinggi rerumputan saja khayalku tiada mampu menjangkau, manakala di gemerlap cahaya bintang kiranya dirimu telah terlelap oleh indahnya pesona langit yang mesra membuai.

Maka apalah daya bila di saat ini aku memilih jalan yang berbeda dari apa yang pernah kita impikan sebelumnya, bukanlah karena hatiku telah berkabut ataupun karena cinta untukmu telah membisu, namun rasanya aku tiada ingin kembali kecewa kepada dunia cinta yang telah membuatku terluka.

Kini maafkanlah aku yang tiada dapat menghangat gigilmu yang menjadi demam karena rindu, maafkan aku yang tiada dapat membuatmu menjadi sempurna dikala kerinduanmu datang menyapa, maka lupakanlah aku, karena seindah apapun sebuah kenangan, niscaya akanlahlah berbuah kepiluan apabila slalu di
- I N G I N K A N -

0 komentar