AKU RELAKAN ENGKAU BERSAMANYA

Ketika di buana rindu kiranya cinta itu telah menjadi semu, gugus terpahat oleh takdir cinta yang ganas menghujat, sehingga bunga cintaku yang mekar tiada semusim, kiranya haruslah mengering di saat cinta itu belumlah bersanding.

Entah mengapa kesungguhan hati haruslah terbatasi, sehingga kekaguman yang tiada tertakar kiranya telah membuatku sangatlah takut untuk kehilangan, sehingga laksana burung burung yang mengais gandum di musim gugur, kiranya hatiku telah menjadi hancur manakala dunia cinta kita tiada lagi menjadi subur.

Berteman seribu kawan bagai tiada guna, bercumbu sejuta rayu hanya menambah pilu, manakala di bentang kasih sayang kiranya hanya kekosongan yang melarung jiwa kita dalam kehampaan, sehingga laksana genderang suara dari setangki yang tiada berisi, kiranya dentang cinta ini hanyalah indah di hamparan bait bait puisi.

Karena bukanlah hati telah bersimpang ataupun cinta telah singgah di jauh layar, namun karena terlalu sayanglah aku tiada rela lelapmu terusik oleh kesenduan, sehingga manalah mungkin cinta kita dapatlah duduk berhimpit, apabila di tilam penantian kiranya cinta itu telah membuat hatimu menjerit.

Maka janganlah engkau anggap bahwa cintaku adalah keledai pembangkang yang berlari jaug melepas barisan, namun karena nasib dirilah yang lemah tercambuk cemeti duniawi, kiranya cintaku tiada mampu memberi surga pada dirimu yang rindu akan kasih.

Baca juga: 

Duhai sayang..
Entah dapatkah aku kembali membawamu menyusuri titian rindu, sedang di perahu yang tiada berdayung kiranya semakin dalam menenggelamkanku, sehingga apalah guna engkau berteduh di bawah ranting cintaku, apabila cinta yang engkau inginkan kiranya akan membuat hatimu bersulam dalam penderitaan.

Karena bila saja sepegang dayung dapatlah mematah angin, niscaya akanlah aku arung bahtera kasihmu sampai di sepanjang musim, namun apalah daya bila tinta duka telah menoreh hitam di lembar putih cinta kita, niscaya tiada siapa yang dapat menghapus hati duka.

Tiada hasratku menentang takdir ataupun mengubah takdir dunia menjadi gulita, namun jalan terjal yang terhampar duri kiranya telah membuat pijakku tiada sanggup untuk kokoh berdiri, sehingga manalah mungkin aku dapat membawamu berpesta di rindang buah, apabila di lumbung nikmat kiranya cintaku tiada sanggup untuk membuatmu berhangat.

Karena bila hatimu telah menjadi lelah dalam menanti, maka hapuskanlah namaku dari abjad kasihmu, karena apalah guna bila hati kita di pertahankan, apabila di dalam rajutan sayang, kiranya cinta itu hanya merangkul hatimu dalam kesenduan. 

Maka biarlah kenangan cinta kita hanya menyisa cerita, seperti dongeng indah yang menjadi harum dalam sejarah dan biarlah perahu cinta terus melaju, menerjang tamparan gelombang rindu yang terus menderu, sehingga suatu ketika tuhan membuka jalan, untuk menghalal cinta kita dalam rajutan sayang.

Duhai sayang.
Entah mengapa istana cinta yang telah terbangun indah kiranya hanya menyisa puing puing duka, manakala kehangatan dan kelakar yang bertukar hambar kiranya semakin membuat hati kita terpasung dalam bilik kesenduan, sehingga apalah guna cinta ini di pertahankan, apabila di balik jeruji hatimu tersimpan kedukaan.

Bukankah sejak semula hati kita telah berikrar, bahwa apapun yang terjadi niscaya cinta kita tiada akan pernah memudar, namun apalah daya bila noktah asmara telah mengurai takdir duka, niscaya tiada siapa yang mampu mengelak dari kehendak sang penguasa semesta.

Karena walaupun aku tahu bahwa di setiap kata katamu adalah bulan dan di manis janji kiranya telah membulatkan kepercayaan, namun bila di terik matahari kiranya bunga cintamu harus menjadi layu terbakar api, niscaya apalah guna bila di hujan salju dari beningnya cintaku kiranya hanya membuatmu terlelap dalam mimpi yang semu.


Ya allah.
Mengapa cinta ini harus bersemi di antara bunga dan duri, sedang di pentas imajinasi kiranya cinta itu masihlah seindah pelangi, sehingga hatiku yang telah mabuk oleh racikan rindu, kiranya harus menjadi sendu, manakala aku tahu bahwa hatimu telah berduka dalam menunggu.

Karena mungkin inilah takdir cinta kita, yang akan slalu berwarna walaupun pelangi cinta telah terhalang pekatnya mega, sehingga apabila di buana rindu kiranya engkau tiada menjadi jodohku, niscaya tiada akan sesal walau mungkin ribuan penderitaan dating menghujam.

Maka apabila suatu ketika engka menemukan dunia cinta yang lebih indah selain dariku, niscaya aku relakan engkau berbahagia bersamanya, karena bukanlah cintamu tiada lagi berharga bagiku, namun bila jalan pedih yang engkau lalui dalam menanti, niscaya tiada aku rela engkau menangis hanya karena
- J A N J I -

0 komentar