Mengapakah gemuruh symponi hatiku tiada terkendali, ada rindu yang menepi, ada sayang yang tiada kumengerti, hingga  tiada kuasa aku menahan akan derasnya gejolak rindu yang mengalir mengguncang pikiran.


Kucoba menepis segala resah namun bayangmu tiada jua sirna, engkau slalu nenari dilangit mimpi, engkau tertawa diberanda kasih dan engkaupun tersenyum disudut hatiku yang sepi.

Kunjungi juga

Kiranya sebongkah karang dari kokohnya pemagar kesetian kini telah rubuh terguncang , hati yang tangguh kini telah rapuh, jiwa yang perkasa kini telah luluh tiada berdaya, sehingga akar cinta yang telah membatu kiranya perlahan sirna terkikis habis oleh buaian asmara cintamu yang mendayu.

Haruskah kubuka jendela hati yang hanya untuk meraih cahaya kasih darimu, sedang bumi yang kupijak telah mengubur asaku dengan jalan cinta yang berlumur debu.

Kunjungi juga

Maafkan..
Bila tangan ini tiada mampu meraih genggaman, karena walaupun diary yang tergenggam kini telah kusam, namun masihlah terlalu banyak menyimpan lukisan keindahan.

kini biarlah hati kita sama senada mengembara mendaki candi asmara, namun biarlah cinta ini akan menjadi sebuah senyuman, penghantar lelapku yang kian terbenam ditelaga
–  K E S U N Y I A N -