CINTA DALAM SERPIHAN NODA

Jauhlah sudah langkahku kelana melintas gunung juga samudra, hanyalah untuk mencari butiran bahagia, akan rinduku kepada pujaan jiwa, yang kini jauh entah dimana.

Tiada akan terkubur rasa sayang walau bertahun diriku engkau tinggalkan, tiada akan terputus tali kasih walau mungkin kini cintamu tiada lagi disini.
Entah dengan apa harus aku lukis rindu, sedang seharusnya engkaupun telah tau akan debaran dihatiku, harus dengan apa ku ungkap sayang?, sedang untuk meraih cintamu, aku rela walau djiwaku menjadi taruhan.


Namun mengapa dikala kutemukan cinta, langit mataku menjadi hujan airmata, mesramu telah tiada, cintamu telah musnah, hingga indahnya taman surga yang aku impikan, kini menjadi bara neraka yang membakar.

Hingga bagai langit tiada lentera, hatiku buta, bagai gunung memuntah magma, jiwaku binasa, hingga tiada dapat kubendung airmata, dikala cintamu telah bermandi dusta.


Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2016/01/277-bertunai-cinta-di-martapura.html?m=1

Duhai cintaku.
Bukan aku tiada bahagia dikala rantaumu telah menjadi perkasa, bukan pula aku membenci dikala kelanamu tersiram warna pelangi, namun aku tiada rela dikala gemerlapnya langit mimpi, telah membuatmu hilang nurani, hingga engkau melupa janji, dan cinta untukku kini tiada
– L A G I –