Bagai berkilau intan dikala engkau datang sebagai sang pajar, hingga hilang rintih yang menyayat, hingga sirna perih yang mecabik, manakala lelahnya penantian kini telah terbayar oleh senyuman.
Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2016/07/aku-rindu-purnama-dari-sang-peneduh.html?m=1
Kudepap engkau dengan berjuta sayang,
kujaga dan bubelai untuk dunia barumu dalam menatap kehidupan, hingga
tiada setetes asi yang terbuang untuk tumbuhmu menggapai harapan juga impian.
Duhai permata bunda..
Sayangku tiada batas, cintaku tiada
henti, karena separuh jiwaku. telah mengalir deras diantara merahnya
darahmu, karena menara kasihku tiada akan patah untuk memayungimu, hingga
dikala pedihmu menyapa pastilah juga akan menyayat dijiwa .
Karena do,aku mengalir deras disetiap hembusan napas, sayangku menjulang tinggi di istana kasih, hingga tiada hari siang aku merasa lelah untuk menjaga ataupun larutnya malam aku dapat nyenyak untuk terlena, hanyalah untuk senyummu duhai permata bunda.
Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2016/04/338-bertunai-janji-puteri-danau.html?m=1
Kutelan pahit walau hati menjerit, kurela pedih walau hati merintih asalkan jejak pilu tiada menyandung laju hidupmu, asalkan langkah salah tiada menghadang langkah kemuka.
Duhai permata bunda..
Bila usiaku tiada lagi muda ataupun
cahayaku redup sebelum senja, janganlah perbedaan menjadi angkara ataupun
engkau menjadi pongah bila telah perkasa, karena cinta untukmu bukanlah
sebagai neraca penimbang, yang dapat tertakar, terhitung dan dapat
– T E R B A Y A R –