CINTA YANG ENGKAU LUPAKAN

Ketika hujan pertama menyambut musim semi, menyapu dan membasuh berbutir debu, di saat itulah tunas hatiku mengelopak dan berharap semoga wajah kemesraan yang melebam, kiranya kesetiaanku tiada menjadi tumbang oleh ganasnya tamparan kerinduan.

Entah sampai kapan hidupku begini, berpeduli kepada hati yang tiada lagi ingin di mengerti, sedang di rindang kemesraan kiranya nostalgia itu tiada mampu aku lupakan, sehingga laksana tirai dentang piano yang perlahan lelap tergulung, membius senyap di segulir harapan, kiranya hatiku telah menjadi beku terbius oleh cintamu yang semu.

Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2016/07/aku-rindu-purnama-dari-sang-peneduh.html?m=1

Begitu kejamkah engkau sehingga telah begitu tega membunuh harapan, sedang dengan cintamu kiranya hatiku telah bertuan,  sehingga hatiku yang telah terjatuh di pelukan asmara kiranya harus menjadi merana manakala aku menyadari bahwa sesungguhnya hanya sekerling mata.

Karena semula aku mengira bahwa engkau dapat menghangus masa laluku, seperti juga mimpi mimpiku yang terlerakan menjadi kandas karena cintamu, sehingga aku yang telah terbius oleh indahnya dunia asmara, kiranya  harus menjadi merana dikala celoteh kasihmu telah hening canda

Maka janganlah engkau jadikan mutiara kasihku hanya sebagai bayangan dari persinggahan cinta di saat engkau inginkan, sehingga alam cinta yang semula gempita kiranya harus menjadi gulita, manakala engkau hentikan langkah hatimu di bawah teriknya purnama cintaku.

Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2015/07/berawal-senyuman.html?m=1

Duhai sayang
Malam malamku hampa di saat tiada lagi aku dengar celotehmu yang mesra, siangku tiada berseri manakala cintamu tiada lagi disini, sehingga ribuan karya sastra yang meraja di buana asmara kiranya hanya menjadi tinta neraka, manakala aku menyadari bahwa cintamu hanya manis di kecap lidah.

Entah kemana harus aku ayun langkah, sedang di bingar dunia kiranya harapku binasa, entah kemana harus aku cari teduh, sedang jerat kutub kematian seakan telah membeku seluruh sendiku.

Bila saja di saat ini aku dapat mengunci gerbang mimpi, niscaya akanlah aku larung semua cerita tentang indahnya berkasih, sehingga puing puing kenangan dari masa indah yang tenggelam kiranya tiada menjadi permata yang berkilau.

Karena semula aku mengira bahwa engkau dapat memberikan dunia baru seperti masa masa indah di waktu kecilku, namun nyatanya cintamu hanya lolong kepedihan yang menembang lirih di altar hati yang perih.

Maka janganlah engkau jadikan cintaku sebagai bayangan, yang hanya berpijar dikala langkah hatimu mengurai kerinduan, sehingga aku yang rindu akan keriangan, kiranya hanya terpasung di megahnya bumi asmaramu.

Kunjungi juga
https://bakot-aldino.blogspot.com/2017/02/gugur-bbunga-dilereng-gunung-lawu-yang.html?m=1

Ya Allah.
Mengapakan jalan cinta ini harus terhenti sedang sesungguhnya hatiku masihlah  sangat menyayangi, entah dapatkah hatiku mendulang kasih, sedang cinta yang telah menjauh pergi kiranya terlalu sulit untuk dapat aku raih.

Adakah deru gelombang kehidupan telah begitu kejam, menampar dan memangkas buana kasih yang lembut mengurai, sehingga bara asmara yang membakar kiranya harus menjadi padam di saat hatiku masihlah sangat menyayang.

Entah adakah insan yang berbeda yang telah mencuri canda, sehingga engkau begitu tega menghapus kisah indah, entah kemana harus aku cari bahagia, sedang di senyap malampun kiranya hatiku engkau biarkan berduka, sehingga keceriaanku menjadi binasa terkubur senyap di palung sendu yang gelap, manakala di lautan cinta dari tinta emas yang terang menyala, kiranya tiada engkau buat hatiku patah merana.

Karena manalah mungkin aku dapat nyenyak terlelap, apabila cinta yang engkau harapkan kiranya adalah seluas samudra yang tiada  bergelombang, sehingga laksana pijaran bintang di gelap awan, kiranya engkau telah begitu tega menista cintaku dengan meremas perasaan.

Maka janganlah lagi engkau tanyakan hatiku untuk siapa, apabila kehadiranmu tiada dapat menjadi surga untuk bahtera cinta, karena selamanya engkau akan melihat kerling senyumku tergurat kesedihan, apabila kesucian cintaku kiranya telah engkau 
- L U P A K A N -

1 komentar: