HANYA LILIN YANG TERBAKAR

Ketika rasa sayang tiada lagi berpangku manis dibuai harapan,  disaat itulah aku menyadari bahwa cinta untukku telah jauh pergi, sehingga masa masa indah yang telah tercuri kiranya hanyalah hujan duka yang melarung hatiku ke dalam telaga cinta yang pedih.


Entah sampai kapan aku begini,  berdiam sepi dalam jeruji mimpi, sedang engkau yang aku sayang seakan telah terlelap dalam buaian keindahan ilusi, sehingga laksana air berasap yang tumpah bermandi kiranya aliran sayangmu telah membuat hatiku perih.

Kunjungi juga

Adakah cermin keindahan dari cinta kita telah retak terbelah, sehingga kebenaran dalam akad berkasih sayang kiranya hanya menjadi noktah gelap di lembar kesedihan ataukah payung kesetiaanmu telah rekat menguncup sehingga di binar rembulan kiranya cintamu telah menjadi redup.

Karena walaupun cintamu hanya arah angin yang tersesat di sejuk semilir, namun nyatanya telah membuat kasih sayangku tiada mampu bergulir,  sehingga di sepayung pelepah cinta kiranya dirimu telah membuat hatiku menjadi merana.

Maka biarlah selamanya hatiku terbakar seperti nasib lilin yang menjadi hangus di panas api berpijar, asalkan cahaya cintaku dapatlah membuatmu rekah senyuman, asalkan alir sayangku dapatlah membuatmu bertabur kebahagiaan.

Kunjungi juga

Duhai Sayang
Engkau yang menaburi hatiku dengan mimpi, namun mengapa engkau pula yang membakar suburnya benih kasih,  sehingga laksana tetes embun yang deras bergulir di antara celah kerut dedaun kiranya hatiku telah tergelincir pada nasib cinta yang getir.

Entah kemana hati ini harus melangkah apabila cahaya cintamu tiada lagi memayunginya, sedang di sekuntum sayang yang tiada lelah bermekar kiranya keharuman cintaku telah engkau remas dan tercampakan.

Bukankah di dalam rangkulan syahdu telah engkau bisikan bahwa hanya aku yang menjadi awal dan akhir dari cintamu, namun mengapa di lembar putih buku cinta haruslah bertulis tinta arang yang menyala, sehingga tetes airmata kesetiaan kiranya hanya menjadi trisula yang akan menghujam cinta dalam sesalan.

Tiada lagikah engkau ingin memberiku kesempatan untuk merangkul syahdu di bumi kehangatan, seperti ribuan insan yang bermanja mesra di terik rembulan,  sehingga di gelap cahaya cinta kiranya hatiku tiada merangkak di terang cahaya.

Karena bila saja engkau mengerti akan lajunya arah hati niscaya engkau tiada akan pernah berlaku keji, sehingga lincah lisan yang setajam runcing pisau kiranya tiada membuat hatiku menjadi retak dalam kesengsaraan.

Kunjungi juga

Ya Allah. 
Mengapa engkau jauhkan surga untuk keutuhan cinta, sedang di bumi do'a kiranya tiada lelah hatiku meminta, sehingga laksana malam yang tiada pernah beranjak siang,  kiranya kesetiaan cintaku telah menjadi kekal dalam rangkulan kesedihan.

Adakah sang waktu akan kembali merangkul cinta, seperti jejak purnama yang bergulir senyum di terbit sang surya, sehingga tetes embun kerinduan yang menghampar kiranya akan kembali cemerlang seperti retak bumi yang di terpa deras hujan.

Entah sampai kapan hati ini tertarung rindu sedang engkau yang aku sayang kiranya tiada mungkin menjadi milikku,  sehingga manalah mungkin hati ini akan berdiri angkuh di suram dunia apabila cinta yang aku harapkan hanya membawa derita.

Karena walaupun telah kucoba merangkul hatimu dalam keriangan,  namun nyatanya semua itu hanya bayangan, sehingga laksana purnama di hening bintang kiranya elegi cintamu hanya menembang kesenduan.

Maka biarlah pesona hatiku tiada lagi berseri, terkulai layu di perihnya nuansa rindu yang tiada elegi asalkan alam cintamu slalu secerah pelangi, asalkan bumi sayangmu bertabur indahnya mimpi, namun aku akan slalu bertegar hati untuk slalu setia menanti, walau sesungguhnya hatiku telah engkau 
-  S A K I T I  - 

0 komentar