SEPUTIH CINTA DI LEMBAR NOSTALGIA KISAH KITA

Ketika angin malam sejuk semilir tiada mampu membius raga terbaring, disaat itulah khayalku mengelana dan menjelajahi buana rindu yang melukis rona wajah dengan seribu keindahan, sehingga tetes embun kerinduan yang membisu di pusara harapan kiranya telah menjadi gemilang terhembus angin rindu dari kenangan indah di masa yang silam.

Entah siapa yang telah bersemayam di bumi indah dari alam cintamu, sehingga di terang langit kasmaran kiranya resah kerinduanku engkau abaikan ataukah di setiap lembar senyuman kiranya cintaku hanya engkau anggap sorak dari sayap binatang malam, yang hanya menjadi elegi syahdu dikala pejam.


Kunjungi juga

Adakah disaat itu hatimu masihlah terlalu lugu dalam mengenal arti dari sebuah kata rindu ataukah aku yang terlalu berani menjelajah bumi dewasa dalam mengenal arti sebuah cinta, sehingga kekaguman yang menjulang kiranya telah menembangkan elegi rindu di sepanjang malam.

Karena walaupun aku tiada pernah berkata bahwa cinta untukmu seharum bunga,  namun nyatanya aku tiada mampu melerai airmata manakala aku tahu bahwa engkau telah menemukan surga kedua untuk bermanja, sehingga laksana bertitik embun yang mengendap di bening kaca kiranya cintaku hanya engkau anggap patamorgana.

Maka biarlah bara sayangmu tiada mampu membakar asalkan di manis senyummu telah mampu menghangatkan, sehingga hati syahdu dari rindu yang bersejuk di sekipas ilir kiranya tiada menjadi murung di bumi sanding.

Duhai sayang. 
Entah mengapa nasib cinta kita haruslah bersimpuh di simpang arah, sedang sesungguhnya hatiku sangatlah berselancar di bumi harapan yang indah, sehingga laksana tersengat di seribu lebah kiranya hatiku telah menjadi merana manakala cintaku hanya bersimpuh di kagum pesona.

Adakah lentera kasihku tiada nampak keindahan, sehingga pijaran sayang yang terang memancar kiranya hanya engkau anggap purnama di gelap awan ataukah diary harimu telah menoktah bunga asmara, sehingga nirwana dari alam cintaku kiranya hanya engkau anggap rimba sunyi yang tiada indah untuk di jejaki.

Tiadakah engkau tahu bahwa disetiap terbit matahari kiranya pesonamu telah datang menyejukkan hati, sehingga walaupun barat dan timur tiada mungkin dapat sanding terangkul, namun ketahuilah bahwa di lukis kenangan niscaya cinta untukmu tiada akan pernah memudar.

Karena semula aku kira bahwa bunga cinta yang bermekar di musim semi akanlah menjadi lestari,  namun nyatanya hanyalah sesal meracun hati, sehingga laksana berjalan di aspal berduri kiranya langkah asmaraku telah tertatih pada nasib cinta yang pedih. 

Maka biarlah cintaku hanya bersejuk di sekipas ilir, asalkan kekagumanku tiada lemah terguling,  hingga suatu ketika kita bertemu untuk sama mengukir takdir dari alir cintaku yang tiada pernah mengering di sepanjang musim. 

Ya Allah. 
Entah mengapa di tebalnya lembar peristiwa haruslah mengupas kenangan lama, sedangkan disaat itu cintaku hanya berhangat di tungku yang hampa, sehingga bagai terhujam seribu trisula kiranya hatiku telah menjadi berduka manakala aku tahu bahwa cintaku hanyalah untuk bernikmat di segulung sirih yang tersaji di altar dupa.

Tiadakah ia tahu bahwa hari hariku telah menjadi tiada berseri manakala aku tahu bahwa hatimu telah tiada lagi sendiri, sehingga laksana melangkah di semak yang berduri kiranya hatiku telah menjadi nelangsa manakala harapan indah hanya menyisa mimpi.

Karena semula aku mengira bahwa seputih kasih akanlah mendapat kemenangan, seperti berjuta muslim yang bertakbir riang di lepas ramadhan, namun nyatanya cintamu hanya pagoda usang yang rapuh menjulang, yang hanya mampu menjadi pembangga namun tiada dapat bersama untuk bersujud do'a.

Duhai kasih
Kini tiada setangga telah teraih cita, terukir prestasi di senyum lembaran mimpi, namun seraut rona rupa yang terbingkai indah di cermin kenangan kiranya tiada sanggup untuk terlupakan, walaupun pada akhirnya cinta itu hanya terangkul dalam derap kekaguman.

Karena walaupun di seputih cinta kiranya hatiku pernah nelangsa, namun nyatanya di sebening airmata telah aku relakan cintamu berlayar jauh membawa bahagia, sehingga seindah apapun sebuah kenangan nyatanya tiada akan ada artinya apabila terus di inginkan, seperti nasib cintaku yang kini merunduk di tilam kebisuan.

Maka biarlah hujan kesengsaraan deras mengalir,  mengikis bebatu rindu dari nasib cintaku yang sekipas ilir, karena seindah apapun sebuah kenangan, niscaya tiada akan pernah ada artinya bila terus di inginkan,  sehingga manalah mungkin hatiku terus bersusah,  apabila di lembar pesonamu kiranya masihlah slalu menoktah kisah yang

- I N D D A H -

0 komentar